NETIZEN
After a few time no
write ya, finally we meet again. Jujur aja, gue nulis ini karena hati gue
tergerak. Karena mood gue juga lagi
bagus. Karena gue juga lagi ngga sibuk. Actually,
gue ngga tau mau nulis apa. Padahal gue udah punya bayangan apa yang mau gue
tulis. Tapi balik lagi, karena mood gue
nggak cukup bagus akhir-akhir ini, makanya gue ngga nulis.
Kali ini gue mau bahas soal NETIZEN. Kalian tau netizen kan?
Yang gue pahami, netizen itu adalah warga internet yang suka berlalu lalang di
dunia maya. Termasuk gue. Gue itu suka banget baca-baca artikel ataupun berita
yang ada di internet. Entah itu dari Line
Today, blog pribadi, Facebook, Instagram,
ataupun bacaan-baacan online lainnya. Kenapa gue suka baca artikel atau
berita di dunia maya di bandingkan menonton televisi? Karena gue udah jarang
nonton TV semenjak SMA dan keterusan sampe sekarang. Selain itu, berita di
dunia maya pun lebih cepat tersampaikan daripada di TV. Pertanyaan gue, pernah
ngga sih kalian lebih tertarik baca komentar orang-orang daripada baca
beritanya? Yap. Termasuk gue. Berarti kita sama. Mulai berita pembunuhan, pencurian,
penganiayaan, percintaan sampai persoalan rumah tangga orang dan berbagai macam
gosip selebriti tanah air maupun mancanegara, semua ada. Ada yang komentar
maksudnya, haha.
Kadang gue suka aja gitu baca komentar netizen yang hanya
sekedar komentar sampe marah-marah dan terpancing emosi. Yaaa, sebenarnya gue
gerah juga kalau ada netizen yang mancing-mancing emosi netizen lainnya. Kita
kan hanya pembaca berita, komentar ngga apa-apa, tapi beretika di dunia maya
juga penting. Gue menyayangkan aja, karena satu netizen, netizen lainnya juga
ikutan. Yang gue maksud disini adalah menuju ke hal yang negatif. Ntah itu
mencaci maki, bahkan sampai mem-bully.
Gue pun bukan orang yang selalu benar. Kita pun sama, karena manusia ngga ada
yang benar 100% iya kan? Tapi apa salahnya jika kita juga memperhatikan etika
di dunia maya? Ngga sedikit netizen yang bermasalah hanya karena kelakuannya
yang cukup teledor hingga berujung di meja hijau. Gue sangat menyayangkan aja,
kasian. Maksud kita buat lucu-lucuan, eh berakhir serius dan bermasalah. Ngga cuma
itu, gue juga sedih ngeliat netizen-netizen yang agak rasis dan
membangga-banggakan bahwa dirinya jauh lebih baik dan lebih benar, sehingga
muncul saling hina dan berujung pada perpecahan. Padahal kita satu bahasa, satu
negara, tapi kenapa masih harus membeda-bedakan sih? Jujur aja, terkadang gue
juga emosi baca komentar-komentar para netizen. Mau ngga baca, tapi penasaran.
Udah baca, eh ikutan emosi. Mau ikutan komentar tapi nanti balik dikatain, mau
nasihatin tapi nanti dikatain sok bijak. Yaaaa alhasil gue cuma bisa ngedumel
dalam hati aja.
Netizen zaman sekarang udah makin berkembang. Udah mulai
berani, bahasanya juga udah mulai beragam, bahkan dari semua kalangan pun ada.
Dan yang lebih gondok lagi, gue paling ga suka sama netizen yang udah
ngehina-hina ngga jelas tapi menyembunyikan identitasnya. Bener-bener LEMAH. Lo
berani ngata-ngatain tapi sembunyi dibalik identitas palsu. Tujuannya itu apa?
Beraninya nyerang tapi ngga berani di serang balik. Poor you! Bener-bener miris. Gue juga sebagai salah satu netizen,
disini gue bukan sok bijak atau apa, tapi gue ingin mengajak kalian untuk tetap
beretika di media sosial. Mungkin kita tak terlihat atau tak dikenal, tapi apa
salahnya beretika yang baik? Iya kan? Komentar itu sah saja. Tapi
berkomentarlah yang baik dan tidak mengandung kebencian, atau bersifat
mengancam dan menjatuhkan. Kalian berkomentar negatif ngga ada untungnya, wahai
netizen yang maha benar. Yang ada nanti balik ke kalian sendiri, nanti menyesal
sendiri. Ujung-ujungnya? Rugi sendiri. Apalagi kalau udah sampai ke meja hijau.
Rugi waktu, rugi uang, jadi bulan-bulanan masyarakat dan netizen. Ujungnya?
Balik di bully sama masyarakat dan
netizen lainnya.
Udah cukup sampai sini, setidaknya ini adalah tulisan gue
untuk pembukaan awal bulan di akhir tahun. Cukup sekian dan terimakasih.
Nulisnya lanjut besok lagi. See you soon
yaa.
Cirebon, 12 Desember
2017
Comments
Post a Comment